Selamat datang di IpediaVista Blog Media Pembelajaran Informatika

Minggu, 12 Juni 2011

Cinta yang Tak Butuh Simbol

Kata mas Amir cinta itu menyenangkan (jelas, dia seorang playboy pengobral janji kepada gadis-gadis di kantornya, love for fun, begitulah moto hidupnya!!). Tapi Teteh bilang cinta itu tak bisa ditulis sebagai apa-apa (yang ini bikin bingung, mungkin karena Teteh ini orangnya sederhana kali ya..^^?). Kata Nita cinta itu memuakkan (heheh, mungkin karena dia 3 kali diselingkuhi kekasihnya..^_^). Lain dengan Bertha yang memilih mawar sebagai sebagai simbol cinta (Bertha adalah anak pemilik pengusaha rumah bunga potong di Malang). Tapi kata Joni cinta itu gairah (Pastinya, otaknya kan selalu ngeres, dari dulu SMA sampai sekarang makin nggak ketulungan ngeresnya!!). Kata Widi cinta itu bagaikan untaian syair manis yang diucapkan lembut dengan kawalan melodi piano yang ringan dan syahdu (dia menyimbolkan cinta seperti itu karena suka banget menulis puisi dan lagu meski suaranya sangat “ala kadarnya”, asli nggak enak didengar..@_@). Kata Wulan cinta itu indah, seperti pelangi yang muncul setelah hujan deras (Ya iyalah, yang baru rujuk sama mantan..^^). Kata Awan cinta itu tak menuntut balas (heheh..mudah ditebak, dia lebih sering cinta sendiri, bertepuk sebelah tangan..^^!). Lain lagi kata Rio, baginya cinta seperti sepak bola, perlu diperjuangkan, dikejar dan dijaga meski diperebutkan belasan pemain (dasar gila bola!!!, tapi dalam juga maknanya ya..^^). Kata Agung cinta itu bikin muntah, bikin sakit (karena pengalamannya ditolak 2 cewek secara beruntun, sabar ya Gung…love for sickness-lah pokoknya..heheh). Kata Akbar cinta itu obat kesedihan (hmmm..dia pasti termakan buku karangan Dr. Adil Shadiq, “Karena Mencintai Bisa Mengobati Sakitnya Hati”). Kata Kiki cinta itu mencekik (mungkin karna dia pernah berantem sama cewek selingkuhan pacarnya sampai saling mencekik..^^). Tapi kata Dana cinta itu capek, kaya habis lomba lari (maksudnya kamu sering jadi pelarian wanita, gitu?? Heheh..Piss, Dan ^_*). Nah yang ini baru bermutu, kata ustadz cinta itu luas, tak berbatas, cinta yang direkomendasikan untuk didahulukan menurut agama itu ada 11 dan cinta sepasang kekasih hanya menempati nomor 27 (Nah lho, angkat tangan deh kalau sudah ustadz yang ngomong..ribet nanti urusannya, pusing juga mikirin maksudnya ^_^?)

12975755261839487127

Ada beberapa kejadian menarik yang saya alami kemarin. Menarik karena saya tak menyangka sebelumnya akan mendapati semua itu.

Adalah 2 sms dari 2 orang berbeda kemarin yang mengusik saya untuk kembali menulis pagi ini. Sms pertama datang dari seorang mahasiswa yang hendak mengucapkan “Terima Kasih” kepada seorang dosen di hari Valentine. Usut punya usut ternyata dia baru mendapat nilai A untuk mata kuliah yang diajar sang dosen..^^). Pada saya dia mohon “saran” dan bertanya apakah sang dosen tersebut doyan coklat ?. Jika iya, dia hendak memberi kado coklat kepada sang dosen di hari Valentine, Senin besok. Wowww!!!. Nekat benar mahasiswa ini, bukan nekat ding, tapi kreatif. Kreatif karena memanfaatkan momen Valentine untuk berterima kasih sekaligus meminta maaf kepada sang dosen. Tapi apa sang dosen yang dia maksud “ngeh” kalau esok hari Valentine ??? *saya sih ragu..karena saya mengenal betul sebagian tabiat sang dosen tersebut..^_^?. Terima kasih ya terima kasih, maaf ya maaf..yang penting niat dan ketulusan hatimu..tak usah pakai bawa kado segala, apalagi coklat..aneh jadinya..dosen itu juga tak makan coklat, sama seperti saya selalu mules kalau makan barang manis itu..^^. Tapi saya jadi tak sabar menunggu Senin esok, 14 Februari 2011. Tak sabar ingin tahu apakah si mahasiswa itu benar-benar jadi memberi sang dosen sebatang coklat dengan pita pink menggantung, ^^.

Sms kedua datang dari seorang dokter. Saya mengenalnya pasca Ramadhan tahun lalu. Mengenal secara tak sengaja dan meskipun selisih umur kami jauh, tapi kami lumayan akrab karena sebuah “kebetulan” yang sama-sama kami miliki. Dia ternyata seorang penggemar berat KAHITNA…soulmateKAHITNA^_^ *ini asli bukan rekaan saya ya!!. Sebagai seorang dokter yang bekerja di luar kota, dia harus terpisah dari suaminya yang bekerja di Malang. Mereka telah dikaruniai 2 putri cantik yang masih balita. Dari dia saya sering mendapat gambaran indahnya sebuah keluarga kecil, sebuah keluarga muda yang menjalani rumah tangga meskipun satu sama lain terpisah jarak. Kesetiaan, itulah yang menjaga mereka selama ini. Ibu Dokter ini sering membuat dahi saya berkerut, juga mengundang tawa karena selera humornya ternyata tinggi, cara bicaranya khas orang Jawa timur..heheh. Suatu hari dia bercerita tentang perkenalannya dengan sang suami di sebuah toko kaset di Malang. Waktu itu secara kebetulan mereka memilih barang yang sama : CD album Soulmate milik KAHITNA. Kebetulan yang indah. Itu sebabnya dia berkata kalau KAHITNA adalah biro jodohnya. *emang sejak kapan KAHITNA buka biro jodoh ya?? saya juga mau kalau gitu ^^.

Lain hari lagi dia bercerita tentang putri pertamanya yang mengajak dirinya bernyanyi dengan gitar mainan. Saat dia berkata lagu yang dinyanyikan, saya terkejut tapi lantas tersenyum. Yang benar saja!!!. Putri pertamanya, yang masih duduk di bangku playgroup, mengajak dirinya bernyanyi sebuah lagu milik KAHITNA!!!. Dia kembali bercerita kalau putri pertamanya itu lumayan hafal lagu tersebut, bahkan dengan mendengar intronya saja sang putri kecil sudah mengenali lagunya. *sekejap lamunan nakal mengajak saya berangan kalau esok jadi ayah, mempunyai putri yang sedari kecil sudah mengenal KAHITNA..ohhh..manisnya…@_@?.

Dan kemarin tiba-tiba ibu dokter mengirim sms. Membaca smsnya saya kembali dibuatnya tertawa, juga terkejut. Begini kurang lebih isi pesannya :

Valentine itu tgl brp ndra? 12, 13 or 14?

Maaf aq ma suamiq g pnh ngerayain jd ga tau tgl brp,

Bingung 3 tgl di atas.hehe

Apa-apaan dokter ini???. Pakai tanya hal seperti itu ke saya??. Apa dia mengira saya termasuk golongan manusia yang selalu menandai Valentine di penanggalan kamar atau reminder HP ?. Busyet, ternyata ada juga orang yang lebih parah dari saya!!. Maksudnya saya lebih mending karena meski tak pernah merayakan, juga tak pernah memperhitungkan Valentine, saya masih ngerti Valentine itu jatuh tanggal 14 Februari. Lha si ibu dokter ini malah mengenaskan, sudah tak pernah merayakan, nggak ngerti pula..heheheh. Saya membalas pesannya kurang lebih begini :

Hahahahaha..aplagi aku mba, ndak prnah ngrayain juga,

lagipula sama siapa mau ngrayain.

Tapi kalau manut kebiasaan manusia sih Palentine itu tgl 14

Beragam ungkapan teman-teman di atas, ditambah dua sms kemarin, baik sms dari adik mahasiswa maupun sms dari ibu dokter, kembali membuat saya berpikir mencari-cari jawaban untuk sebuah pertanyaan yang sebenarnya tak pernah saya ambil pusing.

“Apakah cinta harus disimbolkan?”.

Apakah Valentine itu simbol cinta paling bermakna ?. Jika iya, apakah orang-orang seperti ibu dokter dan saya yang tak mengenal Valentine bisa dianggap sebagai orang yang tak mengenal cinta ?. Saya sih menjawabnya sederhana, cinta dari saya saya ya diri saya sendiri. Dan meskipun ibu dokter dan suaminya tak pernah merayakan dan memperhitungkan Valentine sebagai simbol cinta, mereka malah mempunyai cinta yang luar biasa indahnya. Sebut saja kedua putrinya, lalu kesetiaan mereka yang terjaga meski terpisah jarak dua kota dan pasti masih banyak lagi hal yang hanya mereka berdua yang merasakan.

Lalu bagaimana dengan mas Amir yang menyimbolkan cinta dengan kesenangan ?. Benarkah ?. Jika benar mengapa itu bertolak belakang dengan simbol cinta milik Kiki, Nita dan Agung yang katanya memuakkan, mencekik dan bikin muntah? Bukankah itu semua menyakitkan??. Jadi itu bertentangan dengan simbol cinta milik mas Amir. Atau Bertha yang benar karena menyimbolkan cinta dengan mawar ?. Tapi bagaimana dengan orang yang tak suka mawar tapi memiliki cinta dalam hidupnya ?. Lalu bagaimana dengan seseorang yang memberikan coklat untuk dosennya sebagai ungkapan terima kasih atau coklat dari seorang pria kepada gadis pujaannya ?. Itukah simbol cinta ?. Kalau begitu cinta sangat murah ya ?. “Hanya” disamakan dengan sebatang coklat yang bisa dibeli dengan mudah oleh siapa saja. “Tapi itu kan cuma simbol”. Okay, memang hanya simbol tapi bukankah simbol itu harusnya sesuatu yang agung yang mencerminkan kenyataan dan sifat-sifat dari yang disimbolkan. Jika disimbolkan dengan coklat yang enak dan manisnya nya hilang ketika sudah habis, maka apakah yang namanya cinta itu juga harus hilang jika manisnya sudah habis. Apakah cinta bisa habis ?. Apakah cinta itu terbatas seperti terbatasnya manisnya coklat ?. Atau indahnya hanya sementara seperti wangi mawar yang akan hilang jika layu ?. Entahlah, saya tak mengerti mengapa ada banyak sekali “simbol” untuk cinta, sepertinya cinta itu bisa dibuat apa saja. Memang katanya dengan cinta apa saja bisa dilakukan, masalah apapun bisa dilalui, tapi sesuatu yang agung harusnya punya 1 identitas yang jelas dan benar. Begitulah cinta.

Karena tak mengerti harus dengan apa cinta disimbolkan, bagaimana diungkapkan, oleh karena itu saya bertanya. Sama halnya ibu dokter yang bertanya kepada saya kapankah hari Valentine jatuh.

Cinta Yang Tak Butuh Simbol.

Akhirnya saya sampai pada kesimpulan itu, bahwa cinta yang “sebenarnya” tak pernah memerlukan simbol untuk dirinya. Mengapa cinta yang “sebenarnya” ?. Iya, karena cinta itu berdiri sendiri. Cinta juga tak mengenal “pernah”, cinta juga tak butuh “hitungan”, cinta juga tak harus selalu diungkapkan, oleh karena itu cinta itu tak perlu simbol. Simbol-simbol yang ada hanya mengacaukan makna cinta yang sebenarnya. Memang untuk membuktikan dan mengartikan cinta, seseorang perlu media supaya pesan cinta mudah tersampaikan. Media seperti bunga, coklat, surat hingga benda-benda mahal dan sebagainya menjadi pilihan. Tapi itu semua BUKAN SIMBOL CINTA. Pada akhirnya “simbol-simbol” itu hanya akan menjadi sesuatu yang berlebihan akan tetapi sebenarnya dingin. Bahwa ekspresi yang tampak dari luar kadang tak sepenuhnya menunjukkan perasaan yang ada di dalam. Sesuatu yang diungkapkan dengan berlebihan dan sengaja disimbolkan sering kali justru memiliki isi yang terbatas. Dalam hal ini “simbol-simbol” agung untuk cinta justru menunjukkan betapa terbatasnya cinta. Cinta hanya sepotong coklat, cinta cuma setangkai mawar, cinta hanya segenggam emas, cinta hanya sebatas janji, cinta hanya berhenti pada teori dan sebagainya.

Sebuah pendapat yang saya setujui mengatakan : “ungkapan yang berlebihan dan lisan yang diutarakan terlampau jelas, sering kali hanya digunakan untuk menutupi dangkalnya perasaan”

Lalu bagaimana dengan kisah happy ending atau sad ending dalam cinta. Bukankah itu yang membuat orang sering harus menyimbolkan cinta dengan sesuatu ?. Manakala sad ending, dia akan berkata kalau cinta itu memuakkan, mencekik, bikin muntah dan sebagainya. Tapi manakala cinta itu happy ending, dia akan menyimbolkannya sebagai puisi terindah, lagu cinta paling romantis atau rangkaian mawar dengan coklat di tengahnya. Ada yang berkata happy ending atau sad ending dalam cinta itu sama saja, tergantung orang memilih untuk bagaimana merasakannya. Nothing hurts like love, orang baru akan merasakan cinta yang sesungguhnya jika sudah merasakan sakitnya.

Menurut sebuah buku, cinta itu luas, cinta juga tak berbatas meski sering harus dibatasi oleh kaidah. “Cinta” itu sebuah hal yang hanya dibuat oleh pikiran manusia, keberadaannya secara alami memang ada tapi karena dicampuri oleh pikiran manusia maka dimensi cinta menjadi banyak. Kaidah-kaidah untuk menafsirkan cinta juga seringkali sesuatu yang baku padahal dimensi cinta itu beragam. Dan karena beragam itu maka orang menyimbolkannya dengan banyak hal pula. Tapi bukankah itu aneh ? Padahal cinta itu hanya satu, yaitu cinta itu sendiri. Cinta itu berdiri sendiri. Tak bisa dilambangkan dengan apapun. Pada akhirnya cinta sebenarnya tak pernah butuh simbol

(13 Februari 2011. buku-buku itu dan teman-temanku lah yang memaksaku berpikir dan menulis. Maturnuwun..Dan andai dipaksa minum racun supaya mau mengakui simbol untuk cinta, saya akan berkata cinta itu “KAHITNA”, ^_^?




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

 
Template Copy by Blogger Templates | BERITA_wongANteng |MASTER SEO |FREE BLOG TEMPLATES