Kuliah merupakan lanjutan bagi orang yang meniti ilmu di perguruan tinggi. Mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi tentu sangat berbeda dengan di sekolah, di perguruan tinggi seorang mahasiswa tidak lagi selalu di bimbing oleh seorang pengajar (dosen), melainkan seorang mahasiswa di wajibkan untuk mengeksplor sendiri tentang apa-apa yang belum ia ketahui. Mahasiswa dinilai merupakan bibit yang selangkah lagi dapat memimpin dan meneruskan perjuangan sebuah bangsa. Kritis, aktif, cerdas dan beretika merupakan sifat yang identik dengan mahasiswa. Mereka mendapatkan “predikat” seperti itu karena banyak mendapatkan pengetahuan di bangku kuliah sekaligus mengimplementasikannya. Namun, masihkah “predikat” itu masih menempel pada mahasiswa yang mengenyam pendidikan lebih tinggi di bangku kuliah? Pada sekitar tahun 70-90-an memang “predikat” itu masih melekat tetapi pasca didengungkannya reformasi akhir 90-an, “predikat” itu seakan menjauh dari diri seorang mahasiswa. Saat ini kebanyakan orang yang sudah menjadi mahasiswa justru mengalami degradasi kualitas, itu karena tujuan dan maksud mereka kuliah hanya untuk sebuah gengsi dan harga diri. Takut ditertawakan, di bilang kurang pergaulan dan lain sebagainya yang menjadikan seseorang terpaksa kuliah. Demi harga diri dan gengsi ia rela mengeluarkan kocek yang tak sedikit untuk biayanya selama kuliah. Selain itu pergaulan remaja saat ini juga sudah memperihatinkan, dari gaya hidup mereka sampai sikap atau sopan santun mereka sungguh memperihatinkan yang sama sekali tak mencerminkan seorang yang belajar di perguruan tinggi (baca: anak kuliahan) Padahal masa-masa kuliah itu merupakan kesempatan bagus buat semua orang untuk mengembangkan diri menjadi orang yang kritis dan mandiri. Senat, BEM atau Himpunan Mahasiswa merupakan wadah untuk itu semua, setidaknya dengan mereka mengikuti atau aktif dalam lembaga akademik itu dilingkungan kampus, minimal mereka dapat belajar menjadi seorang pemimpin dan dapat dijadikan pembelajaran untuk kehidupan bermasyarakat nanti, dimana mereka dapat mengimplementasikan ilmunya. Namun, sangat disayangkan, pada kenyataannya itu hanya sebuah “mimpi” bagi bangsa Indonesia. Gengsi dan harga diri masih menjadi momok yang sering dijadikan alasan seseorang untuk kuliah padahal masih banyaknya orang-orang yang tak mampu untuk kuliah karena terhambat biaya yang justru memiliki potensi dan semangat untuk menuntut ilmu.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar